Tak Perlu Kaca Spion untuk Melompati Jendela

Kau memberiku kaca spion.
Aku menerimanya dan langsung kulempar ke tempat tidur.
Asal kau tahu, yang aku butuhkan sekarang adalah perjalanan.
Kau bilang aku tidak tahu diri. Aku menjawab, "Hati-hati kalau bicara!"

Aku segera masuk ke dalam kulkas, menutup album-album foto, dan membakar kalender-kalender tua.
Tidak lama kemudian kamu membuka pintu rumah.
Silakan, katamu.
Di dalam matamu aku menyaksikan kura-kura sedang menyeberang jalan.
Aku tersenyum sambil berkata, “Terimakasih.”

Setelah itu aku pergi dari rumah dengan melompati jendela yang sudah sejak lama tidak pernah terbuka.

Membuat Jendela

Siang tadi wajahmu seperti gula pasir
Tentu saja aku tersihir
lantas kita membuat jendela di ruang tamu
Boleh aku menggenggam tanganmu?
Kamu menggeleng sambil menabur gula pasir ke dalam mataku.
Selesaikan dulu jendelanya, katamu, setelah itu kau boleh lakukan apa saja kepadaku.
Baiklah.
Setelah itu kita meneruskan pekerjaan kita,
membuat sebuah jendela, yang entah akan selalu tertutup ataukah akan selalu terbuka.

Sajak untuk Kota Kecilku yang Sibuk

Kota kecil ini sudah terlampau sibuk
padahal rokokku baru saja terbakar
tak ada waktu untuk sekadar menyisir rambut
sebab kereta tak mengenal kata sabar

O, lihatlah kaki-kaki itu
langkah-langkah itu
begitu teratur dan membosankan

Tak ada lagi yang membutuhkan jendela
sebab pintu-pintu selalu senantiasa terbuka
menawarkan seribu satu kemungkinan
memungkinkan seribu satu penawaran

Di kota kecil yang sibuk ini,
jangan harap puisi bisa ambil bagian.

Fragmen Kehidupan

Kenyataan itu mirip seperti ketika kita sedang bercermin di permukaan sendok. Atas menjadi bawah. Lurus menjadi bengkok. Dan hidup ini mirip seperti digit angka yang terdapat di kalkulator. Kau tekan angka satu dan dua, maka yang akan muncul adalah angka dua belas!

Adakah

Adakah yang lebih tidak tahu diri dari duri yang menancap di telapak kaki ketika kita sedang berlari?

Adakah yang lebih duri dari kalimat caci yang meluncur dari bibir seorang kekasih ketika kita sedang bersedih?

Dan, adakah yang lebih caci dari hidup yang tak pernah menjanjikan apa-apa selain mati?

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates