Mengejar Sepi yang Telah Mati

Aku dan sepi memang sering tak akur
Ia sangat gesit melompat dan meluncur
seperti David Belle sang pencipta parkour
Sedangkan aku cuma pemuda lamban yang gemar mendengkur
di segala tempat yang selalu kuanggap sebagai kasur

Lantas dunia ini menjelma pasar malam yang berisik
Semua gemar berteriak seperti penumpang jet coster yang sedang menukik
Seperti sekumpulan gelas plastik yang terinjak oleh kaki-kaki berbau tengik
Dan aku pun menjadi si tukangtidur yang terusik

Tutup telinga tak cukup untuk menghentikan ribuan masalah
Sedangkan berdiam diri akan melahirkan rasa bersalah

Sepi telah berada jauh di depan
Aku terdiam dengan sorotan mata penuh harapan
Aku harus mengejarnya meski harus meninggalkan dipan

Di kemudian hari Denny berkata ribuan sepi telah melakukan hara-kiri
Namun aku sudah terlanjur berlari, dan pantang bagiku untuk berhenti

Lantas orang-orang berteriak: “Mau kemana? Sepi sudah mampus!”
“Ke sana!” jawabku sambil menunjuk sebuah jalan yang lurus.


Jagakarsa, Selasa 11 Mei 2010, Pukul 09:00
 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates