Penulis itu mencopot kedua tangannya dan dibuang ke tempat sampah. Kedua tangannya itu menggelepar sebentar lantas diam seperti tangan orang pingsan. Ada kegetiran yang begitu abstrak yang tak bisa ia katakan, dan ia mengerti bahwa sejak dahulu kata-kata memang tidak pernah bisa diandalkan untuk menjelaskan segala hal. Kata-kata hanyalah sebuah usaha untuk mendekati kebenaran, tapi selalu berhenti di titik hampir. Ia mengerti sekali akan hal itu. Ia sudah bertahun-tahun menjadi penulis. Setiap detik ia selalu bergumul dengan kata-kata yang tidak pernah setia: menemukannya, mendedahnya, membongkarnya, dan meragukannya. Itu sebabnya ia tidak tahu mesti berkata apa ketika menyaksikan kedua tangannya teronggok di tempat sampah. Seperti kesedihan tapi bukan itu, seperti kebahagiaan tapi itu pun masih kurang tepat. Entahlah. Ia hanya bisa diam, dan ia merasa betapa diam ternyata masih lebih baik dari segala macam kata yang pernah manusia ciptakan. Alasan mengapa ia membuang kedua tangannya ke tempat sampah cukup sederhana: ia tidak ingin menulis lagi.
skip to main |
skip to sidebar
Penulis Itu Mencopot Kedua Tangannya dan Membuangnya ke Tempat Sampah!
Diposting oleh
Penulis Cilik Punya Karya
on Kamis, 01 Oktober 2009
2 komentar:
kata tidak cukup tapi setidaknya diam lebih baik...sepertinya sejak dia memintaku menjadi temannya..saat itu juga sy melakukan hal yg sama mencopot kedua tanganku dan membuangnya ke t4 sampah..hehe..(curhat mode on)
kata tidak cukup tapi setidaknya diam lebih baik...sepertinya sejak dia memintaku menjadi temannya..saat itu juga sy melakukan hal yg sama mencopot kedua tanganku dan membuangnya ke t4 sampah..hehe..(curhat mode on)
Posting Komentar